Analisa :
Pemahaman
akan Perilaku konsumen merupakan tugas penting atau utama bagi para pemasar .
Dimana para pemasar mencoba memahami perilaku pembelian konsumen agar mereka
dapat menawarkan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen . Tetapi sampai saat
ini masih banyak tingkat ketidakpuasaan yang dirasakan oleh para konsumen
dikarenakan beberapa pemasar masih belum
menerapkan konsep pemasaran konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada
konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama. Lebih jauh
lagi karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak pasti, para pemasar
kemungkinan tidak mampu menetapkan secara akurat apa sebenarnya yang dapat
memuaskan para pembeli. Sekalipun para pemasar mengetahui faktor yang
meningkatkan kepuasan konsumen, mereka belum tentu dapat memenuhi faktor
tersebut. Konsumen tergolong aset paling berharga bagi semua bisnis. Tanpa
adanya dan dukungan konsumen suatu bisnis tidak akan bisa eksis , sukses sesuai
apa yang diharapkan. Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan pelayanan
terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari itu,
mereka biasanya akan membuat rekomendasi untuk teman dan relasinya. Sehingga
untuk para pengusaha ataupun wirausaha harus mampu memberikan dan memenuhi
kebutuhan para konsumen agar bisnis yang kita jalankan dapat berjalan dan
berkembang sesuai harapan . Tidak hanya itu hal yang paling penting setiap para
pengusaha atau wirausaha adalah dapat
memasarakan barang tersebut lebih akurat , tepat , jelas agar para konsumen
yakin akan barang tersebut dan dapat mengkonsumsi barang tersebut .
Rangkuman :
·
Berikut pengertian Perilaku Konsumen Menurut Beberapa Ahli :
1.
Menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah “Consumer behavior can
be defined as the behavior that customer display in searching for, purchasing,
using, evaluating, and disposing of products, services, and ideas they expect
will satisfy they needs”. Pengertian tersebut berarti perilaku yang diperhatikan
konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan
produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat
memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
2.
menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah: “Consumer behavior
may be defined as the decision process and physical activity individuals engage
in when evaluating, acquiring, using, or disposing of goods and services”.
Dapat dijelaskan perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan
kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam
menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan
jasa-jasa.
3.
Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan
sebagai: “the various facets of the decision of the decision process by which
customers come to purchase and consume a product”. Dapat dijelaskan sebagai
upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan
dikonsumsi. jd, Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang
lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untukdiperdagangkan.
·
Pendekatan Perilaku Konsumen
Pendekatan untuk mempelajari tingkah laku konsumen ada 2, yaitu pendekatan marginal utility (cardinal) dan pendekatan indifference curve (ordinal) :
Pendekatan untuk mempelajari tingkah laku konsumen ada 2, yaitu pendekatan marginal utility (cardinal) dan pendekatan indifference curve (ordinal) :
1.
Pendekatan Marginal Utiliti
Pendekatan Marginal Utility atau pendekatan kardinal adalah
pendekatan yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan satu
satuan, misalnya uang. Marginal utility adalah tambahan atau pengurangan
kepuasan sebagai akibat dari pertambahan atau pengurangan satu unit barang
tertntu. Dalam pendekatan ini digunakan anggapan sebagai berikut:
Utility bisa diukur dengan uang.
Hukum Gossen (The Law of Diminishing Returns) berlaku yang menyatakan bahwa “Semakin banyak sesuatu barang dikonsumsi, maka tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsi akan menurun”. Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan.
Utility bisa diukur dengan uang.
Hukum Gossen (The Law of Diminishing Returns) berlaku yang menyatakan bahwa “Semakin banyak sesuatu barang dikonsumsi, maka tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsi akan menurun”. Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan.
2.
Pendekatan Indifference Curve (Ordinal)
Pendekatan Indifference Curve atau pendekatan ordinal adalah
pendekatan yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen hanya dapat dinyatakan
lebih tinggi atau lebih rendah.
Anggapan dalam pendekatan ordinal sebagai berikut:
1. Konsumen mempunyai pola preferensi akan barang-barang tertentu.
2. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu.
3. Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan.
Ciri-ciri Indifference Curve sebagai berikut:
Turun dari kiri atas ke kanan bawah. Cembung ke arah origin. Indifference Curve yang satu dengan lainnya tidak pernah saling memotong. Indifference Curve yang terletak di sebelah kanan atas menunjukan tingkat keupasan yang lebih tinggi dan sebaliknya.
Anggapan dalam pendekatan ordinal sebagai berikut:
1. Konsumen mempunyai pola preferensi akan barang-barang tertentu.
2. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu.
3. Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan.
Ciri-ciri Indifference Curve sebagai berikut:
Turun dari kiri atas ke kanan bawah. Cembung ke arah origin. Indifference Curve yang satu dengan lainnya tidak pernah saling memotong. Indifference Curve yang terletak di sebelah kanan atas menunjukan tingkat keupasan yang lebih tinggi dan sebaliknya.
·
Konsep Elastisitas
Elastisitas adalah ukuran derajad kepekaan jumlah permintaan
terhadap peubahan salah satu faktor yang mempengaruhi. Jika elastisitas lebih
besar dari satu maka disebut elastis, sedangkan elastisitas kurang dari satu
maka disebut inelastis, dan jika elastisitas lebih sama dengan satu maka
disebut elastisitas tunggal.
A. Harga
Atau bisa disebut juga dengan price elasricity (elastisitas harga) adalah persentase (%) perubahan kuantitas barang yang diminta sebagai akibat dari perubahan harga barang tersebut. Elastisitas harga ini penting bagi penjual, sebab ada hubungan antar perubahan harga dengan tingkat penjualan. Dalam menghitung koefisien elastisitas harga ada dua cara, yaitu: arc elasticity (elastisitas busur) dan point elasticity (elastisitas titik).
B. Silang
Atau bisa disebut sebagai cross elasticity (elastsitas silang) adalah persentase (%) perubahan jumlah yang diminta terhadap sesuatau barang sebagai akibat dari perubahan harga barang lain.
C. Pendapatan
Atau bisa disebut juga dengan income elasricity (elastisitas pendapatan) adalah persentase (%) perubahan kuantitas barang yang diminta sebagai akibat dari perubahan pendapatan riil.
Macam-macam besaran elastisitas:
1. elastisitas permintaan.
2. elastisitas permintaan dan total penerimaan.
3. elastisitas penerimaan.
4. elastisitas silang.
5. elastisitas penawaran.
6. elastisitas fisika dasar
7. elastisitas harga dari permintaan
Sumber buku : PENGANTAR TEORI MIKRO EKONOMI, Edisi Kedua, SADONO SUKIRNO
A. Harga
Atau bisa disebut juga dengan price elasricity (elastisitas harga) adalah persentase (%) perubahan kuantitas barang yang diminta sebagai akibat dari perubahan harga barang tersebut. Elastisitas harga ini penting bagi penjual, sebab ada hubungan antar perubahan harga dengan tingkat penjualan. Dalam menghitung koefisien elastisitas harga ada dua cara, yaitu: arc elasticity (elastisitas busur) dan point elasticity (elastisitas titik).
B. Silang
Atau bisa disebut sebagai cross elasticity (elastsitas silang) adalah persentase (%) perubahan jumlah yang diminta terhadap sesuatau barang sebagai akibat dari perubahan harga barang lain.
C. Pendapatan
Atau bisa disebut juga dengan income elasricity (elastisitas pendapatan) adalah persentase (%) perubahan kuantitas barang yang diminta sebagai akibat dari perubahan pendapatan riil.
Macam-macam besaran elastisitas:
1. elastisitas permintaan.
2. elastisitas permintaan dan total penerimaan.
3. elastisitas penerimaan.
4. elastisitas silang.
5. elastisitas penawaran.
6. elastisitas fisika dasar
7. elastisitas harga dari permintaan
Sumber buku : PENGANTAR TEORI MIKRO EKONOMI, Edisi Kedua, SADONO SUKIRNO