Data
A.Jenis
Data Menurut Cara Memperolehnya
1.
Data Primer Data primer adalah secara langsung
diambil dari objek / obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun
organisasi. Contoh : Mewawancarai langsung penonton bioskop 21 untuk meneliti
preferensi konsumen bioskop.
2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara
langsung
dari
objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan
oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun
non komersial. Contohnya adalah pada peneliti yang menggunakan data statistik
hasil riset dari surat kabar atau majalah.
A. Macam-Macam Data Berdasarkan Sumber
Data
1. Data Internal Data
internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu
organisasi secara internal. Misal : data keuangan, data pegawai, data produksi,
dsb.
2..
Data Eksternal Data
eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di luar
organisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan suatu produk pada konsumen,
tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan lain sebagainya.
B.
Klasifikasi Dara Berdasarkan Jenis Datanya
1.Data Kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang
dipaparkan dalam bentuk angka-angka. Misalnya adalah jumlah pembeli saat hari
raya idul adha, tinggi badan siswa kelas 3 ips 2, dan lain-lain.
2.Data
Kualitatif Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata-kata
yang mengandung makna. Contohnya seperti persepsi konsumen terhadap botol air
minum dalam kemasan, anggapan para ahli terhadap psikopat dan lain-lain.
C.
Pembagian Jenis Data Berdasarkan Sifat Data
1. Data Diskrit Data diskrit adalah data yang nilainya adalah bilangan
asli. Contohnya adalah berat badan ibu-ibu pkk sumber ayu, nilai rupiah dari
waktu ke waktu, dan lain-sebagainya.
2. Data Kontinyu Data kontinyu adalah data yang nilainya ada pada suatu
interval tertentu atau berada pada nilai yang satu ke nilai yang lainnya.
Contohnya penggunaan kata sekitar, kurang lebih, kira-kira, dan sebagainya.
Dinas pertanian daerah mengimpor bahan baku pabrik pupuk kurang lebih 850
ton.
E.
Jenis-jenis Data Menurut Waktu Pengumpulannya
1. Data Cross Section Data
cross-section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu. Contohnya
laporan keuangan per 31 desember 2006, data pelanggan PT. angin ribut bulan
mei 2004, dan lain sebagainya.
2. Data Time Series /
Berkala Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu
ke waktu atau periode secara historis. Contoh data time series adalah data
perkembangan nilai tukar dollar amerika terhadap euro eropa dari tahun 2004
sampai 2006, jumlah pengikut jamaah nurdin m. Top dan doktor azahari dari bulan
ke bulan, dll.
4 Macam Tipe Data Statistik
Pengetahuan mengenai tipe2 data adalah penting di
dalam statistika. Terdapat 4 tipe data, diurutkan mulai dari tingkatan terendah
hingga tertinggi:
1.Nominal
Digunakan untuk
mengklasifikasikan informasi/data. Contoh:Data jenis kelamin = Laki-laki dan
Perempuan. Biasanya, saat analisis data, tipe data spt ini dilambangkan dg
bilangan numerik (angka).Laki-laki dilambangkan dengan angka 1, sedangkan
perempuan dilambangkan dengan angka 0. Tidak berarti angka 0 lebih rendah dari
angka 1, ingat!! cuma melambangkan saja.
2. Ordinal
Digunakan untuk mengklasifikasikan serta
memiliki tingkatan. Tipe data ordinal lebih tinggi dari Nominal karena
kemampuannya untuk membentuk tingkatan. Contoh:Jabatan di dalam perusahaan =
karyawan, manager, direktur utama. Misal, karyawan dilambangkan dengan 1,
manager dg 2, dan direktur utama dengan 3. Pada tipe data ini, angka 1 dianggap
lebih rendah dari angka 2, dst. Bisa saja karyawan dilambangkan dengan angka 1,
tetapi manager angka 3 dan direktur utama dengan angka 10. Tipe data ini tidak
mensaratkan jarak yang sama antar angka yang digunakan sebagai lambang. Yang
perlu diperhatikan hanyalah bahwa angka 3 lebih tinggi dari angka 1, angka 10
lebih tinggi dari angka 3.
3. Interval
Ciri khas dari tipe data ini, selain
memiliki kemampuan mengklasifikasikan dan membentuk tingkatan, adalah tidak
adanya nilai nol mutlak. Artinya, angka nol yg digunakan bukan berarti tidak
ada. Contoh: Derajat suhu. Di dalam skala Celcius misalnya, Nol derajat Celcius
bukan berarti tidak ada suhu. Nol derajat itu memiliki suhu, hanya saja
dilambangkan dengan nol. Selain itu, jarak antar setiap angka yg digunakan
adalah sama. Misal: di dalam kuesioner, ada tingkatan dari TIDAK SETUJU
(lambang: 1) s.d. SANGAT SETUJU (lambang: 5). Jarak antara SANGAT SETUJU (5) dg
SETUJU (4) adalah 1, yaitu 5-4=1. Jarak antara SETUJU (4) dg RAGU-RAGU (3) juga
= 1, yaitu 4-3=1. dst.
4. Rasio
Memiliki kemampuan
dari ketiga tipe data sebelumnya, dan angka nol dianggap mutlak. Contoh: data
berat badan (kg). Angka Nol kg berarti memang tidak ada berat. Tipe data
nominal dan ordinal sering digunakan pada metode statistika nonparametrik.
Sedangkan tipe data interval dan rasio cocok untuk digunakan pada metode
statistika parametrik, asal asumsi yang dibutuhkan oleh metode statistika
parametrik yang bersangkutan dapat dipenuhi.
Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara
“Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu dan dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi yang tidak mungkin bisa ditemukan melalui observasi”.
2) Observasi
Menurut Supardi (2006:88), “Metode observasi merupakan metode pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki”
.
3) Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006:158), “Dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapot, agenda dan sebagainya.”
4) Studi Pustaka
Menurut Nazir (1998 : 112) :
“Studi kepustakaan merupakan langkah yang penting dimana setelah seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari : buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, koran dll)”.
“Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu dan dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi yang tidak mungkin bisa ditemukan melalui observasi”.
2) Observasi
Menurut Supardi (2006:88), “Metode observasi merupakan metode pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki”
.
3) Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006:158), “Dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapot, agenda dan sebagainya.”
4) Studi Pustaka
Menurut Nazir (1998 : 112) :
“Studi kepustakaan merupakan langkah yang penting dimana setelah seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari : buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, koran dll)”.
Jenis-jenis teknik pengambilan Sampel
1) Teknik sampling secara probabilitas
Teknik
sampling probabilitas atau random sampling merupakan teknik sampling yang
dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota
populasi untuk menjadi sampel. Dengan demikian sampel yang diperoleh
diharapkan merupakan sampel yang representatif.
Teknik sampling semacam ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
a) Teknik
sampling secara rambang sederhana atau random sampling. Cara paling
populer yang dipakai dalam proses penarikan sampel rambang sederhana
adalah dengan undian.
b) Teknik
sampling secara sistematis (systematic sampling). Prosedur ini
berupa penarikan sample dengan cara mengambil setiap kasus (nomor urut) yang
kesekian dari daftar populasi.
c) Teknik
sampling secara rambang proporsional (proporsional random sampling).
Jika populasi terdiri dari subpopulasi-subpopulasi maka sample penelitian
diambil dari setiap subpopulasi. Adapun cara peng-ambilannya dapat
dilakukan secara undian maupun sistematis.
d) Teknik
sampling secara rambang bertingkat. Bila subpoplulasi-subpopulasi sifatnya
bertingkat, cara pengambilan sampel sama seperti pada teknik sampling secara
proportional.
e) Teknik
sampling secara kluster (cluster sampling) Ada kalanya peneliti
tidak tahu persis karakteristik populasi yang ingin dijadikan subjek
penelitian karena populasi tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk itu
peneliti hanya dapat menentukan sampel wilayah, berupa kelompok klaster yang
ditentukan secara bertahap. Teknik pengambilan sample semacam ini disebut
cluster sampling atau multi-stage sampling.
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN KUESIONER
Menurut Meredith D. Gall (2003)
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun dan mengelola kuesioner
penelitian
1. Menentukan
Tujuan penelitian
Mendefinisikan
permasalahan penelitian dan tujuan khusus yang akan dicapai atau
hipotesis yang akan diuji dengan kuesioner merupakan hal penting untuk
dipertimbangkan oleh seorang peneliti sebelum mengembangkan kuesioner, agar
memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan.
D.A. de Vaus
menyarankan lima jenis pertanyaan yang bisa digunakan untuk bertanya pada diri
sendiri untuk tujuan ini. Beberapa hal di bawah ini berkaitan dengan topik yang
disebutkan di atas dalam hal keterlibatan guru-guru dalam kemajuan peserta
didik:
1. Kerangka berfikir apakah yang
menarik bagi Anda? Apakah Anda tertarik pada keterlibatan guru-guru saat ini
dalam kemajuan peserta didik, atau Anda ingin mempelajari tren dalam
keterlibatan mereka selama periode setahun?
2. Apakah lokasi geografis yang
menarik bagi Anda? Apakah Anda ingin para guru belajar dalam keadaan tertentu
di suatu wilayah. Atau apakah Anda ingin membandingkan guru-guru di lokasi yang
berbeda?
3. Anda tertarik dalam studi
deskriptif yang luas atau Anda ingin menentukan dan membandingkan subkelompok
yang berbeda? Misalnya, Anda akan membandingkan SD, sekolah menengah, dan
guru-guru sekolah tinggi, atau akankah Anda belajar menjadi guru pada umumnya?
4. aspek dari topik apa yang ingin
anda pelajari? Apakah Anda tertarik pada keterlibatan guru jenis tertentu
dalam kegiatan pengembangan peserta didik, apakah keterlibatan mereka wajib
atau sukarela, atau waktu keterlibatan hanya selama beberapa periode tertentu?
5. Seberapa abstrak ketertarikan
anda? Sebagai contoh, apakah Anda tertarik dalam pelaporan fakta, atau Anda
ingin menafsirkan informasi, menghubungkannya dengan konteks sosial yang luas,
atau mengembangkan teori dari hasil temuan?
2. Menentukan
kelompok sampel
Setelah
tujuan atau hipotesis telah dinyatakan secara jelas, target populasi dari mana
sampel akan dipilih harus diidentifikasi. Jika peneliti tidak tidak memiliki
pengetahuan mendalam tentang suatu situasi , maka akan terjadi kesalahan
pengiriman kuesioner pada kelompok yang tidak memiliki informasi yang diminta.
Contoh : seorang mahasiswa pasca sarjana ingin mencari data tentang kebijakan
keuangan sekolah, kuesioner dikirim kepada kepala sekolah dari sekolah dasar
sampai sekolah menengah. Banyak kuesioner yang dikembalikan tidak lengkap.
Kuesioner ini gagal karena kepala sekolah yang menerima kuesioner tersebut
memiliki sedikit pengetahuan tentang topik ini, sehingga mereka tidak mampu
memberikan informasi yang diminta.
Arti-penting dari isi kuesioner
kepada responden yaitu mempengaruhi baik ketepatan dari informasi yang diterima
dan tingkat respon.
3. Merancang
kuesioner
Beberapa kuesioner
penelitian dilemparkan bersama-sama dalam satu atau dua jam. Pengalaman
mengembangkan beberapa kuesioner serampangan sebagai pendekatan
penelitian telah menyebabkan penerima kuesioner tersebut banyak bersikap
negatif, kemudian memasukkan dalam kotak sampah dengan sedikit lebih
cepat. Anda akan perlu untuk mengatasi sikap negatif dengan konstruksi
hati-hati dan administrasi dari kuesioner Anda.
Panduan untuk Merancang Kuesioner
1. Menghindari kuesioner yang singkat.
2. Jangan menggunakan istilah teknis, istilah
khusus, atau istilah kompleks yang tidak dapat dipahami responden.
3. Hindari menggunakan kata-kata
pertanyaan atau daftar pada formulir Anda. Banyak orang yang bias terhadap
istilah-istilah ini.
4. Membuat kuesioner yang menarik dengan
teknik seperti menggunakan tinta berwarna cerah atau kertas dan pencetakan
laser.
5. Mengatur item sehingga mudah dibaca dan
lengkap.
6. Nomor pada halaman kuesioner dan item.
7.
Masukkan nama dan alamat individu kepada siapa kuesioner
harus dikembalikan baik pada awal dan akhir dari kuesioner, bahkan jika amplop
ditujukan diri disertakan.
8.
Kalimat yang singkat, instruksi yang jelas, dicetak dalam
huruf tebal dan huruf besar dan kecil (Kata-kata yang huruf kapital semua sulit
untuk dibaca.)
9.
Mengatur kuesioner dalam urutan yang logis. Sebagai contoh,
Anda mungkin kelompok item dengan konten yang sama atau item bersama-sama
memiliki pilihan respon sama.
10. Ketika
pindah ke topik baru, termasuk sebuah kalimat transisi untuk membantu responden
beralih melatih pemikiran mereka.
11. Mulailah
dengan item yang menarik dan tidak terlalu memojokkan.
12. Kalimat
yang sulit ditempatkan dibagian akhir kuesioner.
13. Jangan menaruh
item penting di akhir kuesioner panjang.
14. Memberikan
dasar pemikiran untuk item sehingga responden memahami relevansi mereka untuk
penelitian.
15. Sertakan
contoh bagaimana merespon item yang mungkin membingungkan atau sulit dipahami.
16. Hindari beberapa istilah seperti, kebanyakan, dan biasanya,
yang tidak memiliki makna yang tepat.
17. Setiap
item dinyatakan sesingkat mungkin.
18. Menghindari
setiap pernyataan item negatif karena memungkinkan responden salah mengartikan.
Kalimat negatif cenderung diabaikan, dan responden mungkin memberikan jawaban
yang berlawanan dengan pendapat mereka yang sesungguhnya.
19. Hindari
"makna ganda" item seperti itu memerlukan subjek untuk merespon dua
gagasan yang terpisah dengan jawaban tunggal. Sebagai contoh: Meskipun serikat
buruh yang diinginkan dalam bidang lapangan, mereka tidak memiliki tempat dalam
profesi mengajar.
20. Ketika
menggunakan pertanyaan umum bersamaan dengan pertanyaan khusus yang terkait,
maka pertanyaan umum diajukan terlebih dahulu. Jika pertanyaan tertentu ditanyakan pertama, cenderung
untuk mempersempit fokus responden saat menjawab pertanyaan umum yang berikut.
21. Hindari
bias atau pertanyaan terkemuka. Jika diberikan petunjuk pada responden untuk
jenis jawaban yang lebih disukai, ada kecenderungan untuk memberikan respon.
Menurut Hamid Darmadi
(2011), untuk memperoleh item kuesioner yang baik, peneliti hendaknya
memperhatikan beberapa persyaratan lain dalam membuat kuesioner
a. Relevansi kuesioner: Relevansi
pertanyaan dengan tujuan studi, relevan pertanyaan dengan responden
secara perorangan.
b. Relevansi pertanyaan dengan studi:
betul
c. Relevansi pertanyaan dengan
responden: betul.
Anonimitas
Dalam kebanyakan studi
pendidikan, responden diminta untuk mengidentifikasi diri, namun dapat terjadi
anonimitas untuk itu diperlukan informasi personal yang sangat pribadi sesuai
dengan yang diminta. Sebuah kuesioner berkaitan dengan perilaku seksual akan
mendapatkan tanggapan lebih jujur jika
responden tetap anonim.
Masalah utama dengan
kuesioner anonim yang dapat meningkatkan perbaikan tingkat pengembaliannya
tidak mungkin. Ada beberapa solusi untuk masalah ini. Salah satunya adalah
dengan membuat lembar pengkodean yang berisi kode untuk setiap individu
dalam sampel. Kode ini ditempatkan dalam kuesioner Ketika seorang individu
mengembalikan kuesioner, peneliti dapat memeriksa dari nama orang itu pada
lembar kode . Setelah periode waktu yang ditentukan, peneliti dapat menentukan
individu yang belum mengembalikan kuesioner mereka dan mengirim mereka
kuesioner baru.
Metode ini tidak
sepenuhnya anonim, karena peneliti dapat menghubungkan kuesioner untuk nama
individu dengan nama individu pada lembar kode master. Peneliti dapat mengirim
kartu pos prabayar individu secara terpisah.
Individu yang telah menyelesaikan
kuesionernya , ia mengembalikan kuesioner dan kartu posnya secara terpisah.
Kartu pos memberi tahu peneliti bahwa individual tersebut telah menyelesaikan
kuesionernya, tetapi ia tidak tahu yang mana dari kuesioner yang
dikembalikan milik individu tersebut.
Bentuk Item
Menulis item untuk
kuesioner mungkin tampak mudah, tetapi sebenarnya suatu bentuk seni. Anda harus
mampu menulis secara ringkas dan jelas. Ini bukanlah hal yang mudah. Lebih
penting lagi, diperlukan pemahaman yang baik tentang responden sehingga kita
dapat menggunakan bahasa yang mereka mengerti, dan dapat memperoleh semua
informasi yang dibutuhkan tanpa membuang waktu, dan agar item mendapatkan
respont secara jujur.
Kesulitan utama dalam
membangun item kuesioner adalah bahwa istilah pendidikan sering memiliki makna
ganda. Untuk itu dianjurkan agar menyertakan definisi yang sesuai dengan tujuan
penelitian.
Sebuah item kuesioner
dapat berupa bentuk tertutup, yang berarti bahwa pertanyaan hanya memungkinkan
respon yang pasti (mirip dengan pertanyaan pilihan ganda), atau bentuk terbuka,
yang berarti bahwa responden dapat membuat respon mereka inginkan (mirip dengan
pertanyaan esai).dengan bentuk yang digunakan ditentukan oleh obyektif dari
sebuah pertanyaan.
Keuntungan dari merancang
pertanyaan dalam bentuk tertutup adalah membuat kuantifikasi dan analisis hasil
lebih mudah.
Untuk menentukan beberapa kategori
yang digunakan dalam pertanyaan tertutup, dapat diberikan tes pertanyaan dalam
bentuk terbuka dari sejumlah kecil responden. Jawaban mereka dapat digunakan
untuk mengembangkan kategori untuk item bentuk tertutup. Jika Anda mendapatkan
respon yang tidak biasa, "yang lain" bisa menyediakan pilihan yang
lain.
Mengukur Sikap/ Perilaku
Kuesioner biasanya berisi
item yang masing-masing dapat memberi sedikit informasi yang berbeda.
Akibatnya, setiap item adalah suatu uji yang cukup untuk memuaskan ketika Anda
sedang mencari fakta spesifik, seperti jumlah tahun untuk pengalaman mengajar,
jumlah kemenangan dan kerugian selama masa melatih bagi seorang pelatih sepak
bola, atau proporsi siswa gagal aljabar menengah. Ketika pertanyaan menilai
sikap, bagaimanapun, pendekatan uji untuk satu item dipertanyakan sehubungan
dengan validitas dan reabilitas. Sebuah kuesioner yang mengukur sikap umumnya
harus dibangun sebagai skala sikap dan harus menggunakan sejumlah besar item
(biasanya minimal 10) untuk mendapatkan penilaian yang dapat diandalkan sikap
individu.
Jika Anda ingin mengumpulkan
informasi tentang sikap, Anda harus terlebih dahulu melakukan pencarian
literatur penelitian untuk menentukan skala yang cocok untuk tujuan Anda
sudah telah dibangun. Jika skala yang sesuai tidak tersedia, Anda akan perlu
mengembangkan satu Skala Likert, yang biasanya meminta tingkat perjanjian
dengan sikap item (misalnya, skala lima poin mulai dari "sangat tidak
setuju") adalah jenis umum dari skala sikap.
Web Kuesioner
Para peneliti sering menggunakan
World Wide Web untuk mengelola kuesioner
Berikut ini adalah ciri khas dari
desain kuesioner dan proses administrasi yang digunakan oleh para peneliti:
1. Guru
login ke situs Web survei dengan menggunakan ID dan password yang ditunjuk
untuk menghindari orang yang tidak berkepentingan menyelesaikan kuesioner
tersebut.
2.
Guru merespon item skala Likert dan item bentuk tertutup dengan mengklik "tombol
radio" {fitur laman Web baru). Mereka merespon kepada
ukuran peringkat item dengan memasukkan nomor dan untuk item bentuk terbuka
dengan mengetikkan respon.
3.
Guru mengklik tombol SUBMIT, yang mentransmisikan data mereka ke server Web peneliti '. Jika seorang guru mengiklik item ini tanpa menyelesaikan seluruh kuesionernya,maka
software akan memberitahu guru item mana yang masih dibutuhkan diselesaikan.
4.
Data kuesioner aman di server Web peneliti, sehingga hanya
programmer
yang dapat melihatnya.
5.
Karena
data
mentah dalam bentuk
elektronik,
ini
memungkin untuk mengimpor data tersebut langsung ke software
(perangkat lunak) statistik untuk analisis
4. Menguji
cobakan kuesioner
Sebelum kuesioner
disebarkan kepada responden, ujicobakanlah lebih dahulu kepada sejumlah kecil
responden. Ini gunanya untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur
dimaksud. Selain itu, ini juga bisa digunakan untuk mengetahui kemungkinan
diterima atau ditolaknya hipotesis yang telah dirumuskan. Selain itu, jika
ternyata dalam uji coba ini terdapat banyak kesalahan, maka peneliti bisa
mengubah atau menyempurkannya.
Untuk memperoleh kuesioner dengan hasil yang
mantap adalah dengan ujicoba. Sampel yang diambil untuk keperluan ujicoba
haruslah sampel dari populasi di mana sampel penelitian akan diambil. Dalam
ujicoba, responden diberikan kesempatan untuk memberikan saran-saran perbaikan
bagi kuesioner yang diujicobakan itu. Situasi ujicoba dilaksanakan harus sama
dengan situasi kapan penelitian sesungguhnya akan dilaksnakan.
5. Komunikasi
awal dengan sampel
Para peneliti
menemukan bahwa menghubungi responden sebelum mengirim kuesioner akan
meningkatkan tingkat respon. Kontak awal yang dilakukan peneliti
mengidentifikasi diri, mendiskusikan tujuan penelitian, dan meminta kerjasama.
Kontak awal dapat dilakukan melalui surat, kartu pos, atau panggilan telepon,
tetapi beberapa bukti menunjukkan bahwa kontak telepon adalah yang paling
efektif.
6. Surat
Pengantar Kuesioner
Tujuan utama dalam
melakukan survei dengan kuesioner adalah untuk mendapatkan tingkat pengembalian
yang tinggi. Surat pengantar yang menyertai kuesioner sangat mempengaruhi
tingkat pengembalian, oleh karena itu harus dirancang dengan hati-hati. Dalam
surat pengantar dijelaskan maksud pengedaran kuesioner, jaminan kerahasiaan
jawaban serta ucapan terima kasih kepada responden. Surat harus singkat, tetapi
menyampaikan informasi tertentu. Tujuan penelitian dijelaskan sehingga
memberikan pemahaman pada responden bahwa jawaban dari mereka sangat penting.
Kata pengantar dalam
kuesioner banyak pengaruhnya terhadap keberhasilan kuesioner tersebut.
Kata-kata yang digunakan juga sangat mempengaruhi responden dalam menjawabnya.
Misalnya, kata pengantar yang kasar tentu tidak akan mendapat simpati
responden, bahkan mungkin ditolak. Untuk itu, disarankan, gunakan kata-kata
yang sopan, wajar, menghormat, dan jangan terlalu panjang. Cukuplah misalnya,
beberapa kalimat pengantar, tujuan, dan ucapan terima kasih atas kesediaan
responden untuk menjawabnya.
Dalam
surat
pengantar kuesioner harus memuat beberapa point penting antara lain:
a. Maksud/tujuan
penelitian
b. Pentingnya
penelitian yang dilakukan
c. Batas
waktu dan cara pengembalian
d. Kesiapan
untuk menerima masukan
e. Penawaarn untuk
memberikan informasi hasil penelitian
f. Ucapan
terima kasih kepada responden
7. Tindak
lanjut
Beberapa hari
setelah batas waktu yang ditentukan dalam surat pengantar, peneliti dapat
menghubungi responden dengan mengirimkan surat tindak lanjut disertai salinan
kuesioner yang lain. Karena surat pengantar yang pertama tidak berhasil untuk
kelompok non responden. Bila menggunakan pendekatan pribadi pada surat pertama,
maka dapat dicoba menggunakan pendekatan profesional pada surat tindak lanjut
pertama.
Keberhasilan
surat tindak lanjut terletak pada pendekatan yang diyakini oleh peneliti bahwa
individu yang diharap dapat mengisi kuesioner, tetapi mungkin karena beberapa
kelalaian atau kesalahan dalam riset berakibat hasilnya gagal diamati .
Kemudian surat tindak lanjutnya menyebutkan lagi pentingnya studi dan nilai
kontribusi pribadi, dengan menggunakan kalimat yang berbeda dan memberi
penekanan terhadap surat awal. Sebaiknya menggunakan pendekatan dan
bahasa yang agak berbeda untuk meyakinkan pada responden pentingnya
kontribusi dari mereka untuk mengisi kuesioner tersebut.
8. Menganalisis
data kuesioner
Peneliti yang
mempelajari penelitian kualitatif pembelajaran pada lembaga pendidikan tinggi
di Amerika mengikuti pendekatan khusus untuk menganalisis data kuesioner.
Semua jawaban
(pilihan) diberi kode dan dimasukkan ke dalam program analisis ecstatic
untuk data kualitatif. Prosedur ini memudahkan penentuan prosentase, mean
(rata-rata), range dan tabulasi silang. Semua komentar dan jawaban tertutup
dimasukkan seluruhnya ke dalam analisis teks ethnograf yang memudahkan
pengkodean dan pemilihan kata-kata responden sehingga polanya dapat dipastikan.
Data
kuantitatif dianalisa untuk menghasilkan frekuensi dan prosentase dari
pengecekan setiap kategori jawaban pada pertanyaan tertutup tertentu.
Pada umumnya diasumsikan
bahwa kuesioner dan interview yang sesuai atau paling sesuai untuk riset
deskriptif , kenyataanya kuesioner dan interview dapat digunakan untuk berbagai
disain riset.
Glesne dan web
menyertakan beberapa komentar dari responden dalam merespon pertanyaan. Dengan
cara ini pembaca mendapatkan gambaran perspektif emic yaitu perspektif
para responden terhadap fenomena yang sedang dipelajari. Contohnya disertakan
komentar dari responden tentang pertanyaan terbuka mengenai ketertarikan mereka
terhadap pengajaran kursus metode riset kualitatif.
Data
kuantitatif yang dikumpulkan melalui kuesioner dapat dianalisa dengan metoda
statistik (menggunakan bantuan komputer dengan software program SPSS for
window s versi 10) untuk data kuantitatif, sedang data kualitatif
menggunakan tiga jalur analisis yaitu reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan ( Miles dan Huberman, 1992)