Kamis, 06 Maret 2014

Tugas Bahasa Indonesia 2 Softskill " Induktif "

Nama : Rizka Mutiara Hikmalasari
NPM : 16211318
Kelas: 3EA11


Tugas Bahasa Indonesia 2 “ Induktif “
Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan yang bersifat khusus kemudian diakhiri dengan kalimat utama dan memuat pernyataan yang bersifat umum.

Contoh Paragraf Induktif :
Di belahan dunia manapun, perbankan merupakan industri yang diatur paling ketat dan penuh resiko, baik dalam hal tingkat permodalan, kepengurusan, atau ketentuan operasionalnya. Selain risiko kredit, perbankan juga memiliki beberapa risiko seperti risiko operasional, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko reputasi, risiko kepatuhan, dan risiko strategik. Oleh karena itu, perbankan adalah salah satu bisnis yang berisiko.
Generalisasi
Adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual (khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat selutuh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.
Contoh :
  • Rezky Aditya adalah bintang film , dan ia berwajah tampan
  • Nikita Willy adalah bintang film, dan ia berparas cantik.
Generalisasi: Semua bintang film berwajah tampan dan berparas cantik.
Pernyataan “semua bintang sinetron berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya:
Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.
Macam-macam generalisasi :
Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: Pendapatan penduduk
Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantalon.
Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
  1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
  2. Sampel harus bervariasi.
  3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
Analogi
Paragraf analogi adalah penalaran dengan cara membandingkan dua hal yang banyak menandung persamaan. Dengan kesamaan tersebut dapatlah ditarik kesimpulannya. Paragraf analogi ini merupakan bagian paragraf induktif.
Contoh :

Perubahan alam semesta yang mengembang dapat dijelaskan dan disimpulkan dari apa yang terjadi pada balon karet yang dikembungkan. Sebelumnya, balon karet itu diwarnai. Ketika dikembungkan, warna pada balon karet itu ikut mengembang. Semakin besar balon itu mengembang, semakin pudar warnanya. Warna itu memudar karena warna makin berkurang dan mengembang. Cahaya bintang-bintang di angkasa juga semakin berkurang intensitasnya. Para ahli menyimpulkan bahwa bintang-bintang itu makin menjauh dari kita dan alam semesta pun mengembang.
Hubungan Kausal
Hubungan sebab akibat / hubungan kausal ialah hubungan keterkaitan atau ketergantungan dari dua realitas, konsep, gagaasan, ide, atau permsalahan. Suatu kegiatan tidak dapat mengalami suatu akibat tanpa disertai sebab, atau sebaliknya suatu kegiatan tidak dapat menunjukkan suatu sebab bila belum mengalami akibat.
Contoh hubungan kausal  :
Kuberikan sedikit uang disakuku untuk membeli obat, ia menatap wajahku.. Menitikkan air mata lagi.. Ia menangis karena senang mendapatkan uang untuk membeli obat dan makanan untuk adik dan ibunya dirumah.
Beberapa hari kemudian, aku bertemu dengan anak itu bersama ibunya di pasar. Mereka menghampiriku,, memberiku sedikit makanan kecil sebagai ungkapan terima kasih padaku karena telah membantu anak itu beberapa hari yang lalu.
Hipotesis dan Teori
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya
Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti.Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut.Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala.Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori
Contoh:
Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa (karena langit mendung, maka...) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat kemudia hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya dinyatakan keliru.

Tugas Bahasa Indonesia 2 Softskill " Deduktif "

Nama : Rizka Mutiara Hikmalasari
NPM : 16211318
Kelas : 3EA11


Tugas Bahasa Indonesia 2 “ Deduktif “
Deduktif
Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode deduktif sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus (going from the general to the specific).

Contoh:
jika meneliti konsumsi rumah tangga untuk beras, maka sebelum turun ke lapangan yang dipersiapkan adalah teori konsumsi, permintaan dan penawaran barang, dll.  pertanyaan yang akan diajukan sudah jelas dan hampir baku, sampelnya jelas, dll. artinya sudah disiapkan semua tinggal cari data.


Jenis penalaran deduktif  yaitu:

Silogisme Kategorial = Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
Contoh :
Semua Mahasiswa adalah lulusan SMA
Wina adalah mahasiswa
Jadi, Wina lulusan SLTA.

 Silogisme Hipotesis = Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Contoh :
   Jika panas saya akan memakai payung.(mayor)
   Sekarang panas.(minor)
Saya memakai payung (konklusi).

 Silogisme Akternatif = Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternative
Contoh  : Rani kuliah di Universitas Indonesia atau Universitas Gunadarma
                    Rani kuliah di Universitas Gunadarma
                   Jadi , Rani tidak kuliah di Universitas Indonesia   
:
.  Entimen = Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
  • Contoh :
Dini mendapatkan beasiswa karena Dini telah meraih nilai tertinggi di sekolah nya
Dini telah meraih beasiswa ini , karena itu Dini berhak menerima beasiswa tersebut.

Tugas Bahasa Indonesia 2 " Penalaran "



Nama  : Rizka Mutiara Hikmalasari 
NPM  : 16211318
Kelas : 3EA11
Tugas Bahasa Indonesia 2 ( Penalaran )
1.       Penalaran
·         Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
·         Macam – Macam Penalaran    :
1.      Induktif
2.      Deduktif
·         Proposisi
                Proposisi adalah suatu ekspresi verbal dari keputusan yang berisi pengakuan atau pengingkaran sesuatu predikat terhadap suatu yang lain, yang dapat dinilai bener atau salah.
Jenis-jenis proposisi terbagimenjadi 4 bagian :
1. Proposisi berdasarkan Bentuk :
a. proposisi tunggal adalah proposisi yang memiliki 1 subjek dan 1 predikat.
Contoh : Ibu senang memasak
Ayah membaca koran
b. Proposisi majemuk adalah proposisi yang memiliki 1 subjek dan lebih dari 1 predikat.
Contoh : Indra belajar bermain piano dan menyayi di studio
Adik Belajar bahasa indonesia dan membuat kalimat majemuk

2.Proposisi berdasarkan Sifat :
a. Proposisi Kategorial adalah proposisi dimana hubungan antara subyek dan predikatnya mempunyai syarat apapun
Contoh : Semua Perempuan di indonesia akan mengalami Menstruasi
Setiap mengendarai  kendaraan bermotor harus memakai helm
b. Proposisi kondisional adalah proposisi dimana hubungan antara subjek dan predikat membutuhkan syarat tertentu.
Contoh : Jika Ragil  lulus UN maka saya akan berikan hadiah
Jika saya lulus penelitian ilmiah maka saya akan mengadakan syukuran

3. Proposisi berdasarkan kualitas:
a. proporsisi positif, yaitu proporsisi dimana predikatnya mendukung atau membenarkan subjeknya.
Contoh : Semua jerapah berleher panjang
Semua ilmuwan adalah orang pandai
b. proporsisi negatif, yaitu proporsisi dimana predikatnya menolak atau tidak mendukung subjeknya.
Contoh : Tidak ada wanita yang berjenggot
Tidak ada binatang yang bisa bicara

4. proporsisi berdasarkan kuantitas:
a. proporsisi universal, yaitu proporsisi dimana predikatnya mendukung atau mengingkari semua.
Contoh : Semua warga Indonesia mememiliki KTP
Semua masyarakat mematuhi peratura lalulintas

b. proporsisi spesifik / khusus, yaitu proporsisi yang predikatnya membenarkan sebagian subjek.
Contoh : Tidak semua masyarakat patuh pada peraturan lalu lintas
·         Inferensi

Adalah membuat simpulan berdasarkan ungkapan dan konteks penggunaannya. Dalam membuat inferensi perlu dipertimbangkan implikatur. Implikatur adalah makna tidak langsung atau makna tersirat yang ditimbulkan oleh apa yang terkatakan (eksplikatur).

Terdapat 2 jenis metode Inferensi :
1. Inferensi Langsung
Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari hanya satu premis (proposisi yang digunakan untuk penarikan kesimpulan). Konklusi yang ditarik tidak boleh lebih luas dari premisnya.
Contoh : Uang Doni hilang sedangkan Doni besok ingin membeli buku kuliah tetapi Doni tidak mempunyai uang simpanan lagi
kesimpulan : Doni besok tidak bisa membeli buku karena uang nya hilang

 2. Inferensi Tak Langsung
Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari dua / lebih premis. Proses akal budi membentuk sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi-preposisi lama.
 Contoh:
A : Anak-anak begitu gembira ketika ayah memberikan mainan
B : Sayang mainan yang ayah beli tidak disukai
Inferensi yang menjembatani kedua ucapan tersebut misalnya (C) berikut ini.
C : mainan yang dibawah ayah disukai
http://anggerip.blogspot.com/2013/03/penalaran-evidensi-dan-inferensi.html